Kisah Ayyub, Nabi Teladan Paling Sabar Saat Sakit

Sakit adalah suatu ujian bagi hamba-hamba Allah yang shaleh. Dari rasa sakit itu, seorang akan dinaikkan derajatnya di sisi Allah, dengan syarat adanya kesabaran dalam hal tersebut.

Dan semua orang pasti pernah merasakan sakit, namun tidak semua orang bisa bersabar dari ujian itu. Diantara hamba Allah yang berhasil melewati ujian itu adalah Nabi Ayyub ‘alaihissalam.

Para ulama’ Islam menyebutkan, bahwa ia dinamai dengan Ayyub karena kesabarannya saat menghadapi musibah. Ibnu Katsir menyebut dalam Al Bidayah wa Nihayah, bahwa dari kesabaran inilah, Ayyub menjadi hamba Allah yang shaleh.

Sakit yang diderita Ayyub adalah sakit kulit yang parah, dan berlangsung lama. Hingga orang-orang terdekatnya pun tidak tahan dengan penyakit itu. Bahkan ia diasingkan ke tempat terpencil sendirian.

Sebelum menghadapi penyakit itu, Nabi Ayyub dikenal sebagai orang yang kaya, memiliki beberapa istri dan banyak anak. Orang-orang di sekitarnya menyenangi sifat dan perilaku baik Ayub ini. Namun setelah ujian sakit itu datang, ia bersabar dengannya tetapi banyak manusia yang melupakan Ayyub as.

Kisahnya diabadikan dalam kalam Allah di Al Quran. Ayyub berdoa mohon kesembuhan kepada Allah dengan kalimat, Ya Tuhanku sungguh aku tengah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Robb yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Kemudian dari doa dan kesabaran Ayub itu, Allah swt memberi kesembuhan kepadanya. Kelarga terdekat yang menjauhinya kemudian didekatkan lagi oleh Allah swt. Harta bendanya kembali melimpah dan anaknya bertambah banyak. Hal ini disebutkan dalam surat al Anbiya’.

Menurut ulama’ sejarah, ada yang menyebutkan bahwa seluruh kulit Ayyub bernanah, memerah dan berbau, kecuali lisannya yang dengannya ia terus mengucap dzikir kepada Allah. Ia menderita penyakit itu selama 18 tahun.

Meskipun ditimpa penyakit keras dan lama, Ayub terus bersabar, bahkan saat awal penyakitnya menyerang di beberapa tahun pertama, orang terdekatnya bertanya kepada Ayyub, wahai Ayyub mintalah kepada Tuhanmu agar ia segera memberi kesembuhan kepada dirimu.

Namun jawaban Ayyub saat itu, sesungguhnya aku malu kepadaNya, Ia telah memberiku kesehatan puluhan tahun, tetapi saat ini aku baru diberi rasa sakit beberapa tahun saja. Masyaa Allah.

Setelah ia bersabar dan terus berdzikir kepada Allah akhirnya ia diberi kesembuhan melalui jejekan kakinya ke tanah. Dari tempat berpijaknya kaki itu, Allah memancarkan air kesembuhan kepada Ayyub. Kemudian ia minum dan mandi dari air tersebut. Kemudian sembuhlah ia dengan izin Tuhannya.

Rasa sakit yang lama itu akhirnya sembuh. Allah memberi kesembuhan kepadanya. Kulitnya yang berbau dan berwarna itu akhirnya putih kembali. Keadaan lahirnya membaik, batinnya pun juga tetap baik. Ia adalah hamba Allah teladan dalam kesabaran sepanjang masa.

Ada satu “kisah menarik” dari Ayyub ‘alaihissalam yang bisa diambil ibroh pelajaranya. Saat ia sakit, ia pernah ditinggal pergi oleh istrinya karena tidak tahan dengan Ayyub. Maka kemudian ia berjanji kepada istrinya bahwa jika sembuh ia akan memukulnya 100 kali.

Dan setelah Ayyub diberi kesembuhan Allah swt, Ayyub melaksanakan sumpah nadzarnya itu kepada istrinya yang telah kembali kepada Ayyub. Ketika hendak memukul istrinya, Ayyub diberikan wahyu oleh Allah, bahwa ia hanya perlu untuk mengumpulkan rumput sejumlah 100. Kemudian rumput itu diikat dan dipukulkan ke istrinya satu kali saja. Dan itu sudah cukup untuk melaksanakan sumpah tersebut.

Banyak ibroh yang bisa kita ambil dari kisah Ayyub mulai dari kesabarannya, terus berdzikir, tidak berkeluh kesah dan kemudia berdoa mohon kesembuhan kepada Allah swt. Ia juga berusaha atau ikhtiar dengan menghentakkan kakinya ke tanah yang dengannya Allah swt menurunkan penyembuh kepada Ayyub.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *